Beranda | Artikel
Antara Dzikir, Doa Dan Shalat
Selasa, 9 Januari 2018

ANTARA DZIKIR, DO’A DAN SHALAT

Dzikir dan do’a, dua hal yang tidak bisa dipisahkan dari shalat.

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. [Thaha/20:14]

Ketika menjelaskan ayat ini, syaikh Abdurrahman Nashir as-Sa’di rahimahullah mengatakan bahwa firman Allâh Azza wa Jalla (لِذِكْرِي ) huruf lam yang ada dalam kalimat ini adalah lam litta’lîl, artinya, “Dirikanlah shalat agar kamu mengingat-Ku!” karena mengingat Allâh Azza wa Jalla  (dzikrullah) merupakan tujuan teragung dan ini adalah ibadah hati serta menjadi sebab kebahagiaan seorang hamba. Hati yang tidak mengingat Allâh Azza wa Jalla  merupakan hati yang jauh dari segala kebaikan serta mengalami kerusakan terparah.

Berbagai jenis ibadah Allâh Azza wa Jalla syari’atkan kepada para hamba, tujuannya supaya mereka mengingat Allâh Azza wa Jalla , terutama ibadah shalat.

Allâh Azza wa Jalla berfirman :

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allâh itu (shalat) adalah lebih besar. dan Allâh mengetahui apa yang kamu kerjakan. [al-‘Ankabut/29:45]

Maksudnya, dzikrullah yang terkandung dalam shalat itu lebih agung daripada (manfaatnya yang lain yaitu) shalat bisa mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar. [Lihat Taisîr al-Karîmirrahman ketika menjelaskan Surat Thaha, ayat ke-14]

Disamping itu, saat shalat adalah kesempatan emas bagi seseorang untuk memanjatkan do’a kepada Allah Azza wa Jalla. Di dalam hadits disebutkan bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلاَةِ فَإِنَّهُ يُنَاجِي رَبَّهُ

Ketika salah seorang dari kalian sedang mengerjakan shalat maka sesungguhnya (saat itu) dia sedang bermunajat (berkomunikasi/ berbisik-bisik) dengan Rabbnya (Allâh Subhanahu wa Ta’ala)

Hadits ini menunjukkan bahwa diantara saat yang paling tepat dan pantas bagi seorang hamba untuk menyampaikan permohonannya kepada Allâh Azza wa Jalla  adalah ketika dia sedang melaksanakan shalat, karena pada waktu itu dia sedang bermunajat dan berkomunikasi dengan Allâh Azza wa Jalla.

Berdasarkan hadits-hadits yang shahih, para Ulama menyimpulkan bahwa ada enam atau tujuh tempat dalam shalat yang Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam  berdo’a kepada Allâh Azza wa Jalla ketika itu, yaitu : dalam do’a istiftah atau iftitah setelah takbîratul ihram, dalam do’a qunut shalat witir sebelum ruku’, di waktu i’tidal setelah bangkit dari ruku’, di waktu ruku’, di waktu sujud (semua sujud dalam shalat), di waktu duduk di antara dua sujud dan sebelum salam dari shalat (di akhir shalat), setelah tasyahud dan shalawat.

Di antara tempat-tempat tersebut, ada dua tempat yang diperintahkan dan dianjurkan secara khusus oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam  untuk memperbanyak do’a padanya, yaitu di waktu sujud dan setelah tasyahhud sebelum salam dari shalat.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدُ فَأَكْثِرُوْا الدُّعَاءَ

Sedekat-dekatnya seorang hamba dari Rabbnya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah do’a (pada waktu itu)

Dari Abu Umamah Radhiyallahu anhu  bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya:

أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ ؟ قَالَ جَوْفَ اللَّيْلِ الآخِرِ وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوْبَاتِ

Do’a apakah yang paling didengar (dikabulkan oleh Allâh Azza wa Jalla )? Beliau  Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “(Do’a) di tengah malam (akhir malam) dan di ujung (akhir) shalat-shalat (lima waktu) yang wajib

Inilah pemberitahuan dari Allah Azza wa Jalla juga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang shalat lalu diperjelas lagi oleh para Ulama. Jika demikian keadaannya, masih pantaskah kita terburu-buru dalam mengerjakan shalat? Layakkah kita menyia-nyiakan kesempatan emas ini?

Ya Allâh, Maha pengabul doa! Jadikanlah kami sebagai orang-orang yang benar-benar menegakkan shalat dalam kehidupan kami dan jadikanlah ibadah shalat kami sebagai ibadah yang diterima!

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XX/1438H/2016M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/8242-antara-dzikir-doa-dan-shalat.html